0
Unikaneh.com -
Amelia Perempuan Pertama Jadi Kondektur




SURABAYA, KABARWARTA - Amelia (20), warga Kapas Baru, Kelurahan Gading, Kenjeran, Surabaya menjadi salah satu perempuan yang mengkondekturi bis kota khusus wanita yang baru pertama kalinya beroperasi di kota Surabaya, (2/7).

Raut wajah wanita manis itu terlihat tegang saat menunggu di Pos Damri Terminal Ujung, Tanjung Perak, Kecamatan Pabean Cantikan. Saat itu adalah tugas pertama bagi dirinya, bekerja sebagai kondektur bis kota khusus wanita. Sore itu sekitar pukul 15.10 Senin (02/07/2012).

Suyanti, Sopir Bus Malam Perempuan



Sopir bus malam adalah sebuah profesi yang sering diidentikkan dengan dunia lelaki. Namun pendapat tersebut ternyata tak sepenuhnya benar. Suyanti, seorang perempuan kelahiran Wonogiri, 20 Agustus 1963, adalah salah satu buktinya. Perempuan berambut pendek tersebut sudah 22 tahun menekuni profesinya sebagai sopir bus malam PO Gajah Mungkur jurusan Wonogiri-Jakarta.

Menuk Buruh Gendong Tulang Punggung



Menuk memang harus bekerja keras, agar keluarganya bisa hidup. Sang suami, Rubijo, 44 tahun, bekerja sebagai buruh tani di kampung. Rubijo tak punya penghasilan tetap, lantaran bekerja sebagai buruh tani bersifat musiman. Alhasil, Menuk menjadi tulang punggung.
Menuk dan Rubijo menikah pada 1987 lalu, mereka dikaruniai dua anak perempuan. Putri pertama Menuk, Eka, 24 tahun, lulusan SMP dan telah berkeluarga. Sementara si bungsu, Ayu, 13 tahun, tengah menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) kelas 1 atau setingkat SMP.
Ayu yang tunga rungu adalah penyemangat Menuk untuk tetap bekerja keras. Dengan bangga, Menuk bercerita putri keduanya itu seorang siswi berprestasi. Ayu pernah meraih juara II lomba Peragawati Tingkat SD se-DIY mewakili Kabupaten Kulonprogo dan menjuarai berbagai lomba lainnya. Menuk pun menyimpan harapan besar, yakni Ayu bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Ngadinem Tukang Ojek Dan Petugas Parkir Wanita



Pekerjaan tukang ojek dan petugas parkir biasanya dilakoni kaum Adam. Namun, kedua profesi itu bisa juga dijalankan kaum Hawa. Seperti yang dilakukan Ngadinem (56) di Pasar Tempel Wayhalim, Bandarlampung.

Ponirah Tukang Becak Wanita



Meskipun tergolong langka, profesi tukang becak yang identik dengan profesinya kaum pria ternyata dapat juga digeluti oleh wanita. Keputusan menjadi tukang becak memang menjadi tekadnya untuk membantu suaminya. Ketika itu, suaminya hanyalah buruh tani yang tentu saja penghasilannya kecil. Apalagi ia harus pula menghidupi enam anaknya. Memang, kala mengutarakan niatnya menjadi tukang becak, ia mendapat tentangan. “Suami saya waktu itu melarang, kok wong wedok (perempuan) jadi tukang becak. Anak-anak juga keberatan. Bahkan, di tetangga saya juga jadi pergunjingan. Tapi ya bagaimana lagi, mau makan apa kalau nggak kerja. Bagi saya yang terpenting kerjaan saya itu halal,” ujarnya. Ponirah yang tegar, Ponirah yang tak mau menyerah pada keadaan hingga kini tetap menarik becak, bersaing dengan rekan-rekannya yang kaum laki-laki.

Tukang Bangunan Wanita



Sebuah hal yang biasa di Bali, perempuan menjadi tukang bangunan. Sebab perempuan dinilai lebih rapi dan teliti dalam mengerjakan finishing sebuah bangunan, seperti mendempul dan mengecat. "Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar"

Posting Komentar

 
Top