Philippe Croizon, 43, berenang di tengah gelombang besar dan angin kencang. Dia berenang dari Desa Wutung, Papua Nugini ke Pasar Skow, Provinsi Papua, Indonesia. "Ini sangat-sangat sulit," kata Croizon seperti dilaporkan kantor berita AFP.
Dia menambahkan waktu tempuh melebihi target yang ditetapkan karena dia berenang melawan arus. Waktu yang diperlukan Croizon untuk mengarungi laut sepanjang 20 km mencapai 7 jam 30 menit.
Croizon menggunakan kaki palsu dan ditempel dengan flipper atau alat bantu renang berbentuk dayung. Puluhan warga Pasar Skow berkumpul di pantai untuk menyambut kedatangan Philippe Croizon.
Pria yang kehilangan kaki dan tangan dalam kecelakaan pada 1994 itu menyatakan beruntung tidak bertemu dengan ikan hiu atau ubur-ubur. Melalui Twitter, dia menceritakan bahwa dia ditemani seorang pria Papua Nugini, Zet Tampa, yang berenang bersamanya guna menunjukkan solidaritas.
Dia selanjutnya berencana berenang dari Teluk Aqaba, Yordania ke pesisir pantai Mesir pada Juni, selat antara Gibraltar dan Maroko pada Juli dan Selat Bering yang terletak antara Alaska dan Rusia pada Agustus.
Spoiler:
"Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar"
Posting Komentar