0

Mungkin kita pasti punya mempunyai seorang idola, dia bisa menjadi idola kita karena pasti ada beberapa faktor dan beberapa alasan tertentu. Kita tidak bisa memungkiri bahwa kita punya seseorang yang dikagumi, di idolai bahkan sampai dicintai. Jatuh cinta memang berjuta rasanya. Begitu kata orang. Tapi bagaimana jadinya kalau kita jatuh cinta sama idola kita? Apakah hal tersebut wajar atau sudah termasuk tahap delusional.

Tetapi sebelum saya membahas itu semua alangkah baiknya kita mengulas terlebih dahulu mengapa kita sampai mengidolai dan naksir dengan idola kita, kita ambil dari sudut pandang psikologis. Menurut psikolog Tika Bisono, mengidolakan seseorang itu wajar. Jadi kita nggak perlu merasa aneh ketika kita melihat dinding kamar seseorang dipenuhi dengan oleh poster idolanya. “Hampir seluruh remaja normal di dunia akan memasang poster idolanya di kamar. Poster ini bahkan lebih banyak disbanding foto keluarganya sendiri,” katanya. Masih menurut Tika, seseorang bisa sampai naksir atau suka kepada idolanya karena beberapa hal, yaitu: 

1. Menemukan ideal self dalam diri idola. Mengidolakan seseorang adalah cara kita buat mencari jati diri. Idola yang kita lihat di layar kaca merupakan sosok tanpa cela yang terlihat sempurna. Dengan kata lain, sosok idola bakal menjadi ideal self buat diri kita yang sesungguhnya. Karena idola biasanya memiliki kelebihan yang nggak kita atau orang lain sekitar kita miliki.

2. Ingin seperti idola. Kelebihan idola yang mengagumkan bikin kita membandingkan diri kita dengannya. Misalnya, ketika idola jago bermain musik, kita pingin punya kemampuan serupa. Karena secara tidak sadar kita ingin dipuja oleh banyak orang seperti halnya dengan idola kita.

3. Menemukan sosok cowok/cewek impian. Seorang idola ditampilkan sebagai sosok yang tampan, cantik, ramah, punya segudang bakat sehingga dikagumi banyak orang. Hal ini yang membuat kita naksir berat dengan idola kita.

FANS YANG KELEWAT BATAS

Setelah kita membahas mengapa seseorang ngefans dan mengidolai seseorang dari sudut pandang psikologis, maka saya akan membahas fans yang kelewat batas. Ada kalanya secara tidak sadar kadang-kadang kita kelewat batas dalam ngefans atau mengidolai seseorang, Tika Bisono mengatakan, seseorang sering melakukan hal yang ekstrem ketika berhubungan dengan idolanya. Sebagai fans, kita mungkin melakukan hal seperti menangis dan teriak saat bertemu dengan idola kita, menanti kedatangan idola di bandara atau di hotel tempat dia menginap, serta pamer soal kebehatannya di depan orang lain. Meskipun kesannya berlebihan, tapi ini masih dianggap normal. Nah, akan menjadi tidak normal kalau sudah melakukan hal-hal yang di luar batas kewajaran. Menurut Tika, fans yang kelewat batas akan mengalami 3 tahap perilaku yang abnormal, yaitu: 

Tahap 1: menjadi stalker (penguntit)
Seorang stalker akan menguntit kegiatan idolanya. Hal ini bisa dimulai dari taraf ringan misalnya seperti bersikap layaknya paparazzi yang memotret idola kita secara diam-diam. Pada taraf yang parah, seorang fans bisa sampai memasang GPS (Global Positioning System) di mobil idola secara ilegal agar mengetahui kemanapun idola kita pergi. Hal ini pernah terjadi pada seleb K-Pop yang dikuntit oleh fansnya yang terobsesi secara berlebihan.

Tahap 2: bersikap posesif
Fans akan menganggap idola sebagai milik pribadi, sehingga tidak ada satu pun yang boleh memilikinya. Hal ini dapat berakibat fatal dan membahayakan orang lain termasuk sang idola itu sendiri. Contoh yang paling ekstrem adalah yang sampai menyebabkan terbunuhnya idola karena sikap posesif fans, seperti yang dilakukan oleh salah seorang fans John Lennon yang membunuh idolanya sendiri.

Tahap 3: menjadi delusional
ini adalah tahap yang paling berbahaya dalam kondisi fans yang berlebihan. Dalam psychology today disebutkan bahwa delusional adalah suatu kondisi ketika kita percaya pada suatu hal yang kita khayalkan sehingga tidak bisa memisahkan antara khayalan dan kenyataan. Misalnya, ketika kita percaya bahwa cowok/cewek ideal bagi kita adalah yang mirip dengan idola kita itu. Dalam kondisi yang sudah parah, kita bahkan sampai merasa memiliki hubungan khusus dengan si idola.

Jika melihat dari sudut pandang yang lain, misalnya dari sudut pandang sosiologis kita mengidolai seseorang merupaka suatu hal yang wajar mengingat kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi dengan yang lainnya, namun interaksi dengan idola kita terbatas karena adanya perbedaan kemampuan dan status sosial dengan idola kita sehingga interaksi yang terjadi pun tidak seperti kita berinteraksi dengan orang yang yang sama dan status sosial yang sama dengan kita.

Dari sudut pandang ekonomi, dengan mengidolai seseorang kita akan rela menghabiskan uang untuk membeli berbagai macam aksesoris, merchandise dsb yang berkaitan dengan idola kita hal ini dilakukan karena merupakan salah satu wujud kecintaan kita kepada idola kita. Tapi selain itu ada sisi positifnya dimana kita bisa rajin menabung dan menghemat pengeluaran yang dimana uang yang kita tabung untuk membeli berbagai macam aksesoris, merchandise dsb yang berkaitan dengan idola kita.

Dari sudut pandang hukum, kadang ketika pada saat menonton konser atau pertunjukan idola kita, kita secara tidak sadar melanggar ketertiban umum, sehingga akhirnya menimbulkan keributan dengan orang lain. Kemudian ketika kita ngefans yang sudah diluar batas bisa saja seseorang nekat melakukan pelanggaran hukum misalnya memasang GPS (Global Positioning System) di mobil idola secara ilegal bahkan yang sampai ekstrim sekalipun yaitu melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap idola.

BAHAYA JATUH CINTA ATAU NGEFANS YANG BERLEBIHAN PADA IDOLA

Sesuatu yang berlebihan pasti akan memiliki efek negatif. Oleh karena itu kita harus waspada ketika cinta terhadap idola membuat kita menjadi delusional. Bahaya itu seperti:

1. Tidak punya kehidupan sosial, karena terlalu terpesona sama idola kita, sampai mengabaikan orang lain di sekitar kita. Kita tidak mau bergaul sama orang yang tidak suka sama idola kita. Bahkan sampai menolak semua cowok/cewek yang kita rasa tidak sehebat idola kita.

2. Membahayakan diri sendiri dan orang lain. Menurut konselor dan terapis Emotional Freedom Technique (EFT) Anggia Christanti Wiranto, kelakuan fans fanatic seringkali tidak bisa dijelaskan dengan alasan logis dan realistis. Seorang fans yang delusional tidak akan segan buat melakukan hal jahat kepada orang-orang yang menyakiti idolanya. Sehingga membahayakan keselamatan orang lain. Selain itu ketika idolanya meninggal dunia, fans delusional akan memutuskan bunuh diri agar bertemu lagi dengan idolanya di alam lain.

3. Menjurus kepada skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi ketika khayalan dan kenyataan tercampur baur sehingga tidak bisa membedakan keduanya. Fans delusional tahap akut tidak akan bisa membedakan antara realitas kehidupan idola di balik layar dengan khayalan yang ia ciptakan. Seseorang menjadi delusional karena tidak bisa menyalurkan kekagumannya secara berlebihan terhadap idolanya.

Sebenarnya ada banyak cara yang dapat kita lakukan agar kita tidak mengalami delusional dan bisa menyalurkan kekaguman kita terhadap idola, seperti:

1. Mulai membuka diri. Tidak ada satupun orang di dunia ini yang sama. Jadi kita tidak akan menemukan orang seperti idola kita dimanapun. Masih banyak cowok/cewek keren yang ada di sekitar kita, yang punya kelebihannya sendiri.

2. Terima kalau dia “hanya” idola. Sebesar apapun rasa cinta kita sama idola tetap yang paling tinggi adalah rasa cinta kita terhadap ALLAH SWT dan Rasulnya, dan kita tetap harus bisa realistis dan menerima sosoknya yang sulit dijangkau. Kita bisa mengagumi karyanya dan memotivasi diri agar kita bisa berprestasi seperti dirinya.

3. Be creative. Salurkan khayalan yang kita punya dengan cara yang kreatif seperti fans fiction ataupu lukisan idola. Siapa tahu kita bisa menemukan bakat yang selama ini terpendam.

4. Mendukung sang idola. Kita bisa juga memperlihatkan rasa sayang dan kagum kita ke idola dengan cara lain yang lebih positif. Misalnya, dengan selalu membeli CD music aslinya, selalu dating ke konser yang dia adakan, selalu mengikuti perkembangan sang idola kita, follow social media yang dia miliki. Dengan begitu kita akan selalu bisa mendukung dia untuk terus berkarya.

Well ngefans itu merupakan sesuatu hal yang wajar dan alamiah, setiap orang pasti punya idolanya masing-masing. Tetapi alangkah baiknya kita ngefans sesuatu dalam koridor yang normal dan positif agar kita tidak hanya sekedar fans yang delusional semata.

Sumber

Posting Komentar

 
Top