0
Orang tua siswa SD di Bogor, Jawa Barat, resah dengan beredarnya buku pelajaran anak mereka yang berisi kalimat berbau mesum. Buku berjudul 'Aku Senang Belajar Bahasa Indonesia' untuk siswa kelas enam SD itu beredar di SDN Polisi 4 Kota Bogor. 


Informasi soal buku itu dimuat dalam blog Komite SDN Polisi 4 Bogor. Seperti dikutip dari komitesdnpolisi4.blogspot.com, kejanggalan terungkap setelah salah satu orang tua membagi cerita.

Seorang ibu menuturkan bahwa pada Senin malam, 8 Juli 2013 kemarin, putrinya mempertanyakan maksud yang terkandung dalam wacana buku paket pelajaran Bahasa Indonesia terbitan CV Graphia Buana halaman 55-60 itu.


Sang ibu yang juga berlatar belakang ilmu kependidikan dan seorang guru dibuat terperanjat ketika membaca wacana yang disadur dari AkmalBlog tersebut.

Di sana tertulis kata-kata yang tidak pantas dibaca anak SD. Tulisan itu terdapat dalam cerita berjudul 'Anak Gembala dan Induk Serigala'. Cerita itu mengkisahkan seorang pekerja seks di sebuah warung remang-remang.

Dia bingung menerangkan, karena meskipun putrinya hobi membaca, tapi tak pernah bersentuhan dengan tema bacaan semacam itu. "Sang ibu berbagi informasi karena khawatir jangan-jangan hanya dia yang mempersepsikan isi wacana dalam buku yang disusun oleh Ade Khusnul dan M.Nur Arifin edisi cetakan pertama Maret 2013 tersebut tidak layak dibaca siswa-siswi kelas enam."

Sejumlah orang tua yang geram dengan isi buku itu langsung melaporkannya ke Dinas Pendidikan Kota Bogor. Salah seorang orang tua siswa yang tidak mau disebutkan namanya, mengaku membeli buku paket pendamping setebal 145 halaman itu dari luar sekolah.

Berikut salah satu penggalan cerita di buku itu:

Kali ini, dia membulatkan tekad untuk berkuasa sepenuhnya pada daya tubuhnya. Hanya itu yang dia punya. Hanya itu, Maka…

“Bergairahlah lelakiku. Aku ingin sekali menyempurnakan keinginanmu.”

Lelaki itu tersenyum lebar. Dia mengulurkan segelas minuman pada perempuan itu yang segera disambut dan dituntaskan dalam satu tegukan. Mereka tenggelam dalam pelukan dan ciuman.


Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fetty Qondarsyah, menyesalkan beredarnya buku yang berbau seks tersebut. Instansinya baru menerima laporan dari dua sekolah, yakni SDN Polisi 4 dan SDN Gunung Gede.

"Kami akan mengumpulkan seluruh Kepala Sekolah yang telah mewajibkan orang tua siswa untuk membeli buku tersebut. Kami akan menarik peredaran buku di wilayah Kota Bogor," kata Fetty, Rabu, 10 Juli 2013.

Dia mengaku sudah melarang penjualan buku di sekolah. Seharusnya, kata dia, sebelum beredar, setiap buku diketahui oleh Dinas Pendidikan. Kepala Sekolah tidak boleh langsung menetapkan buku tersebut sebagai buku bacaan siswa.

"Saya kaget, tema bacaan tersebut disadur dari sebuah blog 'AkmalBlog' kemudian terlewati oleh tim penyunting penerbit," ucapnya.

Dinas Pendidikan Bogor berjanji untuk menyelidiki lebih lanjut. Dia juga akan minta klarifikasi dari pihak penerbit, CV Graphia Buana.

VIVAnews belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari penerbit. Saat didatangi Rabu siang, kantor CV Graphia Buana, jalan Temanggung Wiradireja, Tanah Baru, Bogor Utara, Kota Bogor, sepi. Pintu pagar tertutup rapat. "Tidak ada orangnya mas," kata seorang pria yang ditemui di depan kantor CV Graphia Buana.

Dari istri simpanan hingga foto Miyabi

Buku pelajaran berisi materi tak mendidik juga pernah beredar di sejumlah daerah. Pada akhir 2012 lalu orang tua siswa SD di Kudus, Jawa Tengah, resah dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Jawa kelas tiga SD yang berisi pesan tidak pantas.

Dalam buku terbitan CV Sindunata Sukoharjo, Jawa Tengah, itu diceritakan seorang kakek yang memiliki resep awet muda dengan mengisap ganja sebelum tidur, minum-minuman keras dua botol dan menghabiskan rokok dua bungkus.

Manajer CV Sindunata Sukoharjo, Yatim Arohmah, membantah pembuatan LKS itu tanpa pertimbangan. Dia mengaku punya niat baik dengan mencetak LKS tersebut. Selain Kudus, LKS sudah beredar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah, termasuk Solo. "Di kota lain LKS yang beredar tidak bermasalah. Tetapi di Kudus oleh salah satu SD dianggap bermasalah."

Kejadian serupa terjadi di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Pada Desember tahun lalu, Kepala Sekolah khawatir dengan isi buku panduan ensiklopedia. Sebab dalam buku tersebut terdapat gambar berbau porno.

Kepala SD Negeri 1 Sabilambo, Sulwan Sofian, mengatakan gambar berbau porno itu terdapat pada materi seni rupa. "Ada gambar perempuan dengan posisi menyamping dan tanpa menggunakan busana," ujar Sulwan.

Buku panduan ensiklopedia yang berasal dari bantuan Kemendikbud tahun 2011, telah diamankan untuk mengantisipasi agar tidak dibaca oleh murid-murid SD.

Kemudian pada September 2012, sebuah LKS yang memuat foto bintang porno asal Jepang, Maria Ozawa alias Miyabi, dibagikan kepada murid kelas tiga di SMP swasta di Mojokerto, Jawa Timur. Berdasarkan laporan yang diterima Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Jawa Timur, pemasangan foto Miyabi pada LKS itu tidak disengaja. "Mereka mengaku kecolongan," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemendikbud, Ibnu Hamad.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengawasan buku pelajaran dan penunjang menjadi tugas Kementerian melalui Pusat Kurikilum dan Perbukuan.

Sedangkan, pengawasan untuk LKS menjadi urusan dinas di daerah. "Jadi, sebelum LKS diedarkan, Dinas Pendidikan daerah, dalam hal ini provinsi dan kabupaten atau kota, harus menyeleksi dengan ketat," kata Ibnu.

Namun, tambah Ibnu, karena LKS yang dianggap bermasalah telah berulang kali terbit, muncul gagasan pengawasan seluruh buku pelajaran, termasuk LKS, akan diawasi secara terpusat oleh Kemendikbud langsung.

Kemendikbud meminta Dinas Pendidikan di daerah untuk lebih selektif sebelum mengedarkan buku kepada para siswa. "Kami harap sekali peran dari Dinas Pendidikan provinsi dan kota untuk menyeleksi buku yang akan diberikan pada siswa. Selain itu, peran para guru juga penting," katanya.

Cerita 'Bang Maman dari Kali Pasir' juga sempat menggegerkan dunia pendidikan Ibukota, Jakarta, pada April 2012 lalu. Kisah istri simpanan itu ada di buku muatan lokal Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta. Adalah Intan Budi Utoyo, orang tua Adivia Hana, siswa kelas dua SD Angkasa IX, Halim, Jakarta Timur, yang menemukan keganjilan itu. Dia terkejut sebab dalam buku anak-anak SD itu ternyata ada cerita yang dinilai tak pantas.

Intan kaget ketika tiba-tiba anaknya menanyakan soal istri simpanan. Pertanyaan mengenai istri simpanan muncul saat Intan meminta anaknya membaca buku pelajaran itu sebagai persiapan untuk melaksanakan ujian.

Pihak penerbitnya, CV Media Kreasi, telah meminta maaf kepada seluruh siswa dan orang tua murid. "Saya memohon maaf kepada semuanya atas kejadian ini. Mungkin bahasanya yang salah. Seharusnya tidak pakai istri simpanan," ujar pemilik penerbit, Haryanto. "Yang jelas tidak ada kesengajaan dari kami. Saya mohon maaf sampai jadi begini," katanya.


Sumber : VivaNews

Posting Komentar

 
Top